DEWAN GEREJA-GEREJA
DEWAN GEREJA-GEREJA
DI INDONESIA
Jalan Salemba Raya No.10
J A K A R T A
No.
:
1942/DGI/82
Lampiran :
2 (dua) berkas
Pokok
 : Surat Keputusan Jaksa Agung RI Nomor kep :
039/J.A/5/1982 tentang Larangan peredaran barang-barang cetakan karangan Hamran
Ambrie
20 September 1982
Kepada Yth:
Jaksa Agung
RI
Bapak Ismael
Saleh, SH
Di J A K A R
T A
Dengan
Hormat,
Dengan dikeluarkannya Surat
Keputusan Jaksa Agung RI
seperti tersebut pada pokok surat di atas, telah
timbul suatu permasalahan pokok yang menyangkut rasa tanggung jawab dan rasa
keadilan di berbagai kalangan umat beragama dan dikalangan bangsa Indonesia
pada umumnya. Permasalahan tersebut memerlukan kejelasan dan penanganan yang
serius, demi persatuan dan kesatuan bangsa pada umumnya dan demi kerukunan umat
beragama pada khususnya, dalam kerangka penghayatan dan pengamalan Pancasila
serta kepastian hukum dalam Negara Pancasila sebagai Negara Hukum.
Dalam Negara, dimana ideology dan falsafah Pancasila
merupakan satu-satunya pandangan hidup bangsa, maka kekeluargaan dan asas
kebersamaan dalam rangka bidang kehidupan berbangsa dan bernegara dengan
sendirinya kita laksanakan secara konsekwen dan murni. Dengan demikian, setiap
tindakan perlu mencerminkan semua pengalaman semua sila-silanya dari Pancasila.
Kesadaran akan tanggung jawab bersama inilah yang telah mendorong Dewan
Gereja-Gereja di Indonesia menaruh perhatian terhadap permasalahan pokok yang
timbul berhubung dengan larangan peredaran barang-barang cetakan karangan
saudara Hamran Ambrie, berdasarkan
surat
Keputusan Jaksa Agung tersebut di atas.
Surat Keputusan Jaksa Agung itu mendorong kita sebagai bangsa
agar bersama-sama berbicara secara terbuka dan mendasar untuk membahas dan
mengkaji ulang masalah pelarangan buku-buku secara umum, khususnya literature
keagamaan yang bersifat polemik, termasuk penerbitan dan peredarannya.
Berhubung dengan Surat Keputusan Jaksa Agung tersebut, kami
telah mempelajari buku-buku karangan saudara Hamran Ambrie yang peredarannya
dilarang oleh Kejaksaan Agung. Hasil studi yang dilakukan oleh Depertemen
Penelitian dan Pengembangan Dewan Gereja-Gereja di Indonesia terhadap 19 buku
kami sampaikan sebagai lampiran I. Kami juga telah menelaah beberapa buku
karangan Penulis Islam tentang agama Kristen yang bernada polemik, yang menurut
saudara Hamran Ambrie telah mendorongnya untuk menulis buku-bukunya.
Penelaah terhadap 20 buku-buku/majalah-majalah yang disebut
saudara Hamran Ambrie tersebut telah dilakukan oleh Departemen Penelitian dan
pengembangan Dewan Gereja-gereja di Indonesia, dan hasilnya disampaikan sebagai
lampiran II. Setelah kami mempelajari kedua hasil studi dan penelaahan tadi,
kami mencatat baik di pihak Islam maupun pihak Kristen terdapat buku-buku dan
tulisan lain yang bersifat polemic keagamaan terhadap agama lain. Diantara
buku-buku dan majalah-majalah itu ada yang ditulis sebagai reaksi terhadap buku
yang ditulis oleh penganut agama lain.
Berhubung dengan itu kita menghadapi permasalahan yang
fundamental, bagaimana mengembangkan kebijakan yang adil dan sesuai dengan
Pancasila dan UUD 1945, sehubungan dengan kejadian ini. Sebab melarang buku-buku
yang bersifat polemik yang diterbitkan oleh satu golongan agama, dan membiarkan
buku-buku yang bersifat polemik yang diterbitkan oleh golongan agama lain, jelas
tidak ada dan bersifat diskriminasi.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, kami menghimbau
dan menyarankan kepada Pemerintah beberapa kem,ungkinan yang kiranya dapat
mengatasi keadaan dan masalah tersebut :
- Melarang beredarnya semua buku
keagamaan yang bersifat polemik yang ditulis oleh semua golongan agama tanpa
mengadakan diskriminasi.
- Membiarkan buku-buku keagamaan
yang bersifat polemik tersebut beredar bebas dengan anggapan bahwa
masyarakat sudah dewasa untuk membaca dan menilainya.
- Membiarkan buku-buku jenis itu
diterbitkan dan hanya diedarkan untuk kalangan sendiri.
Kami menganjurkan agar pemerintah sudi mempertimbangkan
kemungkinan no. 2 untuk dijadikan kebijakan pemerintah dan pegangan bagi
masyarakat dengan pengertian bahwa pelarangan satu-satu penerbitan melulu di
dasarkan atas keputusan pengadilan. Pada tanggal itu pihak yang merasa dirugikan
oleh sesuatu penerbitan dengan sendirinya tetap mempunyai kesempatan untuk
mengusahakan keadilan sesuai dengan hukum yang berlaku.
Dalam hubungan anjuran itu kami mohon agar Surat Keputusan
Jaksa Agung RI No. Kep 039/JA/5/1982 tersebut dapat kiranya dicabut.
Atas perhatian pihak Pemerintah dalam menentukan kebijakan
yang seadil-adilnya dalam hal literature keagamaan yang bersifat polemik, demi
persatuan dan kesatuan bangsa pada umumnya dan demi kerukunan antar umat
beragama khususnya dalam rangka Pengamalan Pancasila, terlebih dahulu kami
ucapkan banyak terima kasih.
Salam dan hormat kami
Atas nama BADAN PEKERJA HARIAN
DEWAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA
Dr. P.D. Latuihamallo
Drs.
S.A.E. Nababan
Ketua Umum
Sekretaris
Umum
HASIL STUDI DAN PENGAMATAN
ATAS BUKU-BUKU
KARANGAN HAMRAN AMBRIE
Terbitan :
P.B.K. SINAR KASIH
Jl. Asem no. 71 – OTISTA
Jatinegara – Jakarta
Timur
Oleh :
Departemen Penelitrian dan Pengembangan
Dewan Gereja-Gereja di Indonesia
Kata Pengantar :
Setelah membaca dengan sabar dan meneliti dengan seksama 19
buah buku karangan Sdr. Hamran Ambrie, terbitan PBK “SINAR KASIH”, yang termasuk
dalam daftar buku-buku yang dilarang beredar oleh Jaksa Agung RI.
(lihat daftar terlampir), maka ada
beberapa masalah pokok yang perlu dipahami :
1.
hampir semua buku tersebut
adalah semacam usaha yang tulus untuk mencoba menjelaskan beberapa persoalan
dasar, yang selama ini menurut penulis salah dimengerti oleh pihak Islam, baik
itu menyangkut istilah, ataupun pandangan tentang kitab suci.
2.
Buku-buku ini sebagian besar
adalah kumpulan korespondensi antara penulis dengan beberapa tokoh Islam di
berbagai pelosok tanah air.
3.
Beberapa diantaranya adalah
upaya si penulis untuk menjelaskan pemahaman Kristiani, mengenai beberapa pokok
yang dikritik, disangkal ataupun dituduhkan kepada kepercayaan Kristen di dalam
buku-buku pelajaran resmi di kalangan Islam, khususnya yang digunakan sebagai
buku pegangan di bidang Ilmu Perbandingan Agama.
4.
Walaupun secara terpisah
terdapat 19 buku yang diterbitkan, tetapi isinya pada umumnya membahas hal-hal
yang sama; kadang-kadang di satu buku satu segi lebih ditekankan, atau terurai
secara luas, namun hampir semua masalah yang dibahas muncul lagi dalam buku yang
lain.
5.
Masalah pokok tersebut memang
menyangkut persoalan inti dalam iman Kristen seperti :
(1)
Apakah Alkitab yang dimiliki
sekarang ini asli atau palsu;
(2)
Soal di seputar Keesaan Allah,
yang menyangkut pemahaman tentang Tri Tunggal;
(3)
Keselamatan, dosa warisan dan
dosa perbuatan, penebusan;
(4)
Penafsiran tentang nubuat
kenabian Nabi Muhammad;
(5)
Paulus yang dituduh sebagai
nabi palsu atau anti Kristus;
(6)
Soal-soal kebijakan, seperti
menyangkut Puasa dan Zakat;
(7)
Soal hubungan antara iman dan
akal.
Selanjutnya dalam studi ini dicoba untuk mengutarakan
beberapa segi dari uraian dalam buku-buku tersebut, sekedar untuk memperlihatkan
bahwa pada hakekatnya buku-buku ini sama sekali tidak mengandung itikad kurang
baik terhadap golongan penganut agama lain.
I.
Injil Yang asli atau
dipalsukan ?
1.
Bagi orang Kristen yang sama
sekali tidak mengetahui latar belakang pemahaman Islam mengenai Alkitab yang
diyakininya, maka penjelasan yang diberikan akan sangat menolong. Karena sedikit
sekali orang Kristen yang menyadari bahwa sebenarnya menurut pandangan Islam,
Alkitab yang sekarang menjadi pegangan orang Kristen itu sudah tidak asli lagi;
malah sudah banyak dipalsukan. Dan sebab itu dapat dimengerti mengapa mereka
menolak dengan tidak mungkin menerima ajaran-ajaran yang dianut oleh orang
Kristen.
2.
Dengan berlandaskan ayat-ayat
Al-Qur’an, maka penulis akhirnya berkesimpulan demikian :
“Saya tidak tahu dari mana saudara
mendapat bukti-bukti bahwa Injil sekarang sudah tidak asli, sudah campuran
dengan hasil tangan-tangan kotor. Seharusnya saudara dapat membuktikan Injil
yang asli itu, dan dibagian mana yang sudah dipalsukan. Apakah saudara dapat
membuktikan argumentasinya secara meyakinkan ? Tuduhan dengan buruk sangka tanpa
pembuktian yang meyakinkan adalah tidak layak dan termasuk dalam kategori
“fitnah”. Cara demikian sudah pasti tidak layak bagi setiap orang yang mengaku
beragama. Sedangkan Al-Quran sendiri belum pernah saya jumpai mengatakan bahwa
Injil yang sudah di zaman Muhammad itu telah palsu atau dipalsukan, dengan kata
lain, tidaklah pernah Quran menyebutkan “percayalah kepada Injil yang asli” dan
sebagainya. (kebenaran Iman Kristiani
tidak tersanggah, hal 23). Lihat
juga “Allah sudah pilihkan Buat saya
Hidup baru Dalam yesus Kristus”, hal 52.
II.Roh
Kudus
1.
Menurut pandangan Islam
seperti yang diutarakan oleh salah seorang tokoh Islam dalam Majalah Kiblat yang
ditujukan kepada penulis, dikatakan demikian :
–
“Isa Almasih dan Roh Kudus itu adalah Cuma mahluk.
Keduanya diciptakan Allah Yang Maha Esa seperti mahluk lainnya dalam alam
semesta.”
Untuk membahas segi ini, penulis secara
khusus menguraikannya dalam bukunya “KUASA ROHULKUDUS”, dengan menggunakan
seluruh penjelasannya dari Alkitab dan tidak memakai ayat Al-Quran, kecuali
dalam kata pendahuluan. Itupun ayat yang diminta penulis agar diuraikan secara
jelas oleh kawan korespondennya itu.
2.
Posisi yang diambil oleh
penulis dalam hal ini sangat perwira dan sama sekali tidak bernada meniadakan
pandangan pihak lain. Dikatakannya, antara lain :
-
“Mengenai perbedaan pendapat
dalam hal ini, adalah wajar, dan tidak perlu dipaksakan harus sama. Yang
terpenting bagi kedua belah pihak adalah perlu menyadari akan adanya perbedaan
pengertian ini.Kalau dalam ajaran Islam yang menggolongkan “Rohulkudus” itu
adalah makhluk, yang sering juga diartikanm “malaikat Jibril”, baiklah. Tetapi
janganlah ajaran ini diterapkan dalam menguraikan ajaran Kristen mengenai
Rohulkudus ini menurut ajaran dan pengertian Islam. Jika demikian pastilah akan
timbul pertimbangan-pertimbangan dan penilaian-penilaian yang tidak wajar
sebagaimana seharusnya. Kalau seorang mubaligh Islam, ingin menguraikan ajaran
Kristen tentang Rohulkudus sebagai Ilmu Perbandingan Agama, maka hendaklah
diartikan bahwa Rohulkudus itu adalah Allah itu sendiri, atau dengan kata lain
dikatakan juga Roh Allah. Dengan saling menyadari akan adanya perbedaan
pengertian diantara satu kata yang sama ini, kita akan dapat saling menghormati
faham agamanya masing-masing (KUASA ROHULKUDUS hal 2)
III.
Keselamatan dan ibadah
Kristiani
1.
Mengenai kejatuhan manusia ke
dalam dosa yang melahirkan dosa warisan, penulis mengutip baik Al-Quran maupun
Alkitab yang memperlihatkan kesamaannya. Dalam hal ini digunakan ayat-ayat Quran
s.Al Baqarah 2:30-39, Quran s.Al A’raf 7:11-22 dan kitab Kejadian 2:15-17.
(Anugerah Keselamatan dan Ibadah Kristiani, hal 3-6)
2.
Cukup menarik cara penulis
manguraikan arti kurban darah Kristus untuk menebus dosa manusia, yang oleh
Islam dianggap tidak masuk akal, tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan
keadilan. Penulis menggunakan kiasan tentang kurban dan darah para pahlawan demi
kebebasan dan kemerdekaan agama dan tanah air, yang dapat juga disebut sebagai
para Syuhada. Lalu penulis menyimpulkan demikian :
-
“kalau kita dapat menarik
pengertian tentang artian penebusan dan pengorbanannya para pahlawan yang saya
maksudkan di atas dengan’keringat dan darah kematiannya’ itu pastilah akan dapat
juga menarik pengertian dan makna daripada ‘pengorbanan darah dan penebusan’
yang telah dijalankan oleh Yesus Kristus itu dan tidak lagi akan merasa mustahil
terjadinya peristiwa Salib yang dimaksudkan’ (Anugerah Keselamatan ……, hal 13-14)
3.
Mengenai ibadah puasa dan
hukum Zakat, penulis mencoba mengatakan bahwa juga soal puasa dan soal zakat
bukanlah sesuatu yang aneh atau asing bagi ajaran Kristiani. Dalam
penguraiannya, memang nampak sekali perbedaan dasariah di antara kedua
kepercayaan ini. Beberapa pernyataan mungkin dianggap oleh pihak Islam kurang
enak didengar, karena ditulis olehnya antara lain :
-
“Kalau dalam sya’riat agama
Islam, melakukan puasa itu adalah wajib dilakukan bersama-sama dalam satu bulan
tertentu, yaitu Ramadhan, tetapi dalam ajaran agama Kristen Puasa hanya
dilakukan oleh masing-masing pribadi, artinya tidak dilakukan secara missal.
Puasa-dalam ajaran Kristen-tidak harus disaksikan oleh orang lain, malah tidak
harus diketahui orang lain, kecuali hanya Allah saja yang tahu. Kalau umat Islam
melakukan puasa Ramadhan, biasanya ulama-ulama Islam menganjurkan, agar umum
jangan minum secara bebas didepan orang yang sedang berpuasa, bagi ajaran
Kristen, anjuran demikian sama sekali tidak diperlukan. Seharusnya orang puasa
itu, betul-betul sanggup menghadapi godaan-godaan selera makan, sebab itu
menurut pandangan saya, ajaran demikian, benar-benar mengurangi nilai harkatnya
berpuasa.” (Anugerah Keselamatan, hal
34-35).
IV.
Paulus yang dianggap Nabi
Palsu
1.
Mengenai masalah Paulus yang
menurut Islam dianggap sebagai nabi palsu atau malah Anti Kristus seperti yang
sudah diutarakan dalam Alkitab sendiri, penulis berusaha menjelaskannya dalam
dua buah bukunya yang agak khusus menyangkut pokok ini :
-
Yesus ataukah Paulus
-
Nabi Palsu
2.
Masalahnya berkisar sekitar
apakah ajaran Paulus itu ajaran Yesus Kristus ataukah buatannya sendiri; dan
siapakah sebenarnya yang dinubuatkan Yesus tentang Mesias-mesias palsu dan
nabi-nabi palsu dalam Matius 24:23-24. menurut tafsiran pihak Islam, maka nabi
palsu itulah Paulus yang memalsukan ajaran Yesus (Pendapat M.A. Fadly, dalam
Yesus ataukah paulus, hal 4).
3.
Khusus dalam buku nabi Palsu,
penulis mencoba membuktikan bahwa ajaran yang dikembangkan oleh Paulus tidak
pernah berlawanan dengan ajaran Kristus, dan sebab itu bukanlah Paulus yang
dinubuatkan dalam Mat.24 itu. Dikatakannya antara lain :
-
“Nats Matius 24:24 jelas
ditujukan kepada orang yang membawa pengajaran sesat yang tidak sejajar dengan
ajaran Yesus dan sekaligus pula merupakan suatu pengakuan bahwa dia adalah
seorang nabi. Nah, siapakah pengajaran yang tidak sejajar dengan Yesus itu.
Cobalah saudara periksa. Yang jelas tentulah bukan Paulus. Karena ajaran Paulus
sebagaimana sudah saya jelaskan terdahulu adalah cukup sejajar dengan ajaran
Yesus Kristus. Tetapi bagaimana dengan ajaran Muhammad, tentu saudara akan dapat
menilainya sejajar atau tidak dengan ajaran Yesus Kristus. Dari penilaian ini
tentunya saudara akan dapat menentukannya siapakah sebenarnya yang dimaksudkan
oleh nubuat Yesus itu akan hal adanya pengajaran sesat dan nabi palsu itu.”
(Nabi Palsu, hal 36)
Mungkin pernyataan terakhir ini dapat dianggap menyinggung
pihak Islam. Tetapi pada dasarnya si penulis hanya mencoba menjelaskan posisi
Paulus sesuai dengan kesaksian Alkitab dan dengan demikian menegaskan bahwa yang
dinubuatkan mengenai nabi palsu itu bukanlah Paulus.
V.Kematian
dan Kebangkitan Kristus
1.
Salah satu ajaran Kristiani
yang disanggah atau selalu menjadi pokok kritikan pihak Islam adalah ajaran
mengenai Kematian Yesus di Salib dan KebangkitanNya dari antara orang mati.
Untuk mencoba menjelasakan pokok ini, penulis telah menulis bukunya yang secara
khusus membahas pokok ini, yaitu buku yang berjudul “Membahas Kematian dan
Kebangkitan Yesus Kristus.”
2.
Pertama secara umum dimajukan
suatu uraian yang ditujukan kepada pihak yang berpendapat bahwa Yesus Kristus
(Isa Almasih) itu tidak pernah disalibkan; bahwa yang disalibkan itu adalah
orang lain yang diserupakan dengan Isa. Dengan menggunakan ayat-ayat Alkitab
penulis menjelaskan bahwa memang Yesus itulah yang disalibkan, mati dan kemudian
dibangkitkan. Namun penulis juga menggunakan beberapa ayat Al-Quran, terutama
ayat yang dipakai menyanggah kematian di salib, yaitu Quran s.An Nisa4:157,158.
Penulis bertolak dari pembuka ayat itu, yang berbunyi: “Sesungguhnya kami telah
membunuh Al Masih, Isa putra Maryam” dan selanjutnya dikutip pula Quran s.Maryam
19:33 dan Quran s.Al Imran 3:55, yang mengatakan :
-
(Ingatlah) ketika Allah
berfirman : ‘Hai Isa’ sesungguhnya Aku akan menyampaikan Kamu kepada akhir
ajalmu dan mengangkat kamu kepadaKu serta membersihkan kamu dari orang-orang
kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu, diatas orang-orang yang
kafir hingga hari kiamat.”
Berdasarkan ayat-ayat Alkitab dan Khususnya Al-Quran tadi
penulis menyimpulkan demikian :
Adanya banyak bukti-bukti yang meyakinkan ini, maka tanpa
ragu kita dapat memastikan bahwa”orang yang disalibkan dan mati itu adalah
Yesus.” Bukan orang lain, bukan Yudas atau Yahusa. Sedang Yudas, tidaklah mati
disalib, ia mati karena bunuh diri (kis.1:18). Sebab itu keterangan Quran s.An
Nisa 4:157,158, sama sekali tidak ada kekuatan untuk diterima kebenarannya.” (Membahas
Kematian dan Kebangkitan…….hal 11).
3.
Kemudian buku ini memberikan
ulasan menghadapi sangkalan pihak Ahmadiyah, yang pada dasarnya mengakui bahwa
yang disalibkan itu memang Isa, tetapi ia tidak mati. Yang terjadi ia pingsan
saja. Sepuluh alasan yang dikemukakan oleh penulis untuk mengemukakan keyakinan
bahwa Isa itu sesungguhnya mati, semuanya berdasarkan ayat Alkitab, dan sama
sekali tidak menggunakan ayat Al-Quran.
Kata Penutup
Seperti telah diuraikan dalam kata pendahuluan, maka
sebenarnya tidak satupun diantara buku-buku ini dapat dianggap mengundang
hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan, menggangu stabilitas, jauh pula dari
sikap mencemoohkan ataupun menghina suatu agama. Bila dibandingkan dengan
serangan-serangan, tuduhan dan cemoohan yang dilontarkan terhadap Agama Kristen
yang secara terbuka dilakukan bukan hanya melalui buku-buku atau brosur-brosur,
juga melalui surat kabar dan majalah, maka apa yang disampaikan oleh Hamran
Ambrie dalam buku-bukunya ini sama sekali tidak termasuk kategori menyinggung
ataupun menghina.
Juga tidak satupun pernyataan yang mengganggap agama lain
atau kitab suci yang lain itu palsu. Dalam cukilan yang dilakukan disini telah
dicoba pula mengutip beberapa kalimat ataupun ungkapan yang mungkin dapat
dianggap menyinggung perasaan, walaupun menurut hemat kami tidak perlu merasa
tersinggung.
Dalam bagian terakhir studi ini ingin dikemukakan beberapa
ungkapan dari penulis Hamran Ambrie, yang memperjelas posisinya dan itikad baik
yang dikandung oleh penulis.
1.
Secara tulus penulis
mengutarakan pendapatnya mengenai penerbitan buku “Bibel, Qurandan Sains
Modern”, karangan Dr.Maurice Bucaille, yang diterjemahkan oleh Prof.Dr.H.M.
Rasyidi. Sebuah buku khusus tentang ini diterbitkan oleh Hamran Ambrie, yang
merupakan kumpulan surat-suratnya kepada penerjemah. Antara lain dikemukakan
beberapa keberatannya terhadap buku tersebut :
(1)
1. Jelas bahwa banyak
penguraian dalam buku ini yang tidak sesuai dengan iman Kristiani, dan memang
dengan maksud untuk meruntuhkannya dengan dalih Ilmu Pengetahuan Modern.
2.
Lebih memprihatinkan lagi,
adalah konon, kabarnya bahwa buku ini menjadi bahan bacaan perbandingan agama di
Universitas Indonesia.
Buku ini tidak relevan untuk menjadi dasar perbandingan agama, karena ditulis
oleh orang yang tidak beriman terhadap agama yang dibicarakannya, dalam hal ini
Kristen.” (Jawaban Atas Buku Bibel, Quran dan Sains Modern, hal.3).
(2)
Kalau sementara ini ada oranmg
yang menentang Alkitab dengan berbagai kritik berdalihkan “Sains Modern”, bahkan
ditulis oleh orang yang menonjolkan kesarjanaannya, tidaklah bermakna bahwa
kritik orang itu sudah menjamin kebenarannya, karena dalam yang sama dipihak
lain masih dapat memberikan pertanggunganjawab imannya dengan pendapat yang
berbeda bahkan pendapat yang sebaliknya. Sebab itu sekali lagi dapat saya
meyakinkan kepada semua pihak yang sudah dan sedang membaca buku “BIBEL, QURAN
dan SAINS MODERN” yang di Indonesiakan oleh Prof.Dr.H.M.Rasyidi itu, tidaklah
sama sekali sudah menjamin kebenaran kritik tersebut.” (Jawaban …….., hal.47-48)
2. Mengenai Alkitab (Taurat dan Injil) yang oleh pihak Islam
dianggap sudah dipalsukan, memang ada uraian yang cukup sinis nadanya, seperti
umpamanya :
Dengan berpegang pada 2 nats ayat Al-Qur’an ini, orang-orang Islam berkeyakinan
bahwa nubuat kenabian Muhammad itu pasti ada termaktub dalam kitab Taurat dan
Injil. Tetapi alangkah kecewanya, setelah dicari dalam Taurat dan Injil
(Alkitab) ternyata apa yang dikatakannya adanya nubuat tersebut, sama sekali
tidak terdapat. Dan hal ini memang tidak ada. Karena itu, lalu mereka
berpendapat bahwa naskah-naskah tentang kenabian Muhammad itu sudah dikorupsi,
sudah disembunyikan oleh tangan tangan jahil. Untuk memperkuat dalil tuduhan
mereka ini biasanya dikemukakan juga nats Al-Quran yang lain, yaitu s.Al Maidah
5:15 dan s.A; An’am 6:91. Disinilah mereka berpijak untuk menuduh, bahwa Alkitab
itu sudah tidak asli lagi, banyak dipalsukan, dirobah dan disembunyikan. Mereka
tidak mau membalik pertanyaan atau penyelidikan ke pihak Qur’an itu sendiri,
misalnya apakah Al-Quran sendiri yang membuat propokasi demikian. Cobalah
selidiki kebenaran Al-Quran itu secara ilmiah, dengan hati jujur dan terbuka,
bebas dari perasaan subyektif. (Otoria Alkitab hal 9-10)
3.
Prinsip yang diambil oleh
penulis dalam menggunakan juga kitab suci agama lain, dalam hal ini Al-Quran
sangat jelas. Tidak ada terkandung niat untuk meniadakan ataupun meremehkannya.
Hal ini jelas dalam beberapa pernyataannya antara lain :
(1)
“Meneliti untuk memahami
secara wajar, tidak berarti meninggalkan keimanan seseorang terhadap agamanya
yang diyakinya terdahulu. Mengaku percaya adalah merupakan permasalahannya
sendiri, karena hal itu semua adalah semata-mata kuasa Rohulkudus. Bagi mereka
yang berkeinginan sungguh-sungguh untuk mendapatkan pengertian yang baik sebagai
hasil “Penelitian untuk Ilmu Perbandingan Agama”, mengharuskan kepada yang
berkepentingan di samping mengadakan penelitian atas kebenaran Alkitab, juga
perlu mengadakan penelitian dengan seksama terhadap Al-Quran. Penelitian atas
Al-Quran yang penulis maksudkan di sini bukanlah dalam arti untuk menyimpulkan
apakah Quran itu benar-benar wahyu Allah atau bukan. Bukanlah itu yang
dimaksudkan. Penelitian yang penulis maksud, ialah agar setiap ayat atau nats
Al-Quran yang dikemukakan sebagai dalil untuk menolak kebenaran ajaran Kristen
itu, baik masalah Ke-Esa-an Allah, pengertian Tritunggal, pengertian Ketuhanan
Yesus, pengertian Anak Allah, yang terdapat dalam Al-Quran itu diteliti secara
teliti yaitu makna pengertian yang sesungguhnya, kepada siapa ayat itu
ditujukan, sebab musababnya ayat itu ada menurut sejarahnya. Jadi, janganlah
berhenti hanya menurut terjemahan harfiahnya saja, yang sering menimbulkan
kesalah-fahaman”. (ALLAHU AKBAR, HAL 17)
(2)
Sebagai seorang Kristen
pengikut Kristus, sebenarnya tidaklah perlu untuk mendengar atau memeriksa
sesuatu sangkalan pihak luar terhadap Salib ini. Tetapi, agar kebenaran itu
dapat dinyatakan, tdaklah pula layak sesuatunya itu tidak dilayani secara
pantas. Kita berkewajiban memberi jawab, secara baik, lemah lembut yang dapat
diterima oleh setiap orang yang mau berfikir secara wajar dan jujur, demi
kebenaran.” (MEMBAHAS KEMATIAN DAN KEBANGKITAN….., hal.5)
Kiranya hasil studi serta pengamatan ini dapat menolong
fihak-fihak yang ingin mendalami permasalahan sekitar pelanggaran 19 buah buku
karangan Hamran Ambrie yang belakangan ini telah menimbulkan permasalahan pokok
dalam kehidupan berbangsa dan beragama umumnya, kehidupan antar umat beragama
dalam Negara Pancasila khususnya.
Jakarta,
22 September 1982
Departemen Penelitian dan Pengembangan
Dewan Gereja-Gereja di Indonesia
DAFTAR BUKU
- ALLAH TRITUNGGAL MAHA ESA
- ALLAH sudah pilihkan buat saya
HIDUP BARU DALAM KRISTUS;
- KE ILAHI AN JESUS KRISTUS;
- TIDAK ADA NUBUAT KENABIAN MUHAMMAD DALAM
ALKITAB;
- KEBENARAN IMAN KRISTIANI TIDAK
TERSANGGAH;
- PRIBADI JESUS;
- KUASA ROHUL KUDUS;
- ANUGERAH KESELAMATAN DAN IBADAH
KRISTIANI;
- ALLAHU AKBAR ;
- JESUS ataukah PAULUS
- Kata CHEMDAH dalam kitab Hagai,
Ibrani;
- JAWABAN atas buku Bibel, Qur’an
dan Sains modern;
- Membahas KEMATIAN DAN KEBANGKITAN
JESUS KRISTUS;
-
SURAT
KEPADA 2 TOKOH MUSLIM – JAWABAN IMAN KRISTIANI;
- RAHASIA SALIB;
- Benarkah ada NUBUAT KENABIAN
MUHAMMAD DALAM ALKITAB?;
- OTORITAS Alkitab;
- ALMASIH YANG DIJANJIKAN;
- NABI PALSU
Diterbitkan oleh :
PBK SINAR KASIH
Jln. Asem no.71 OTISTA
JATINEGARA
LAMPIRAN II
HASIL TELAAHAN BUKU-BUKU DAN MAJALAH-MAJALAH
PENERBITAN ISLAM YANG OLEH HAMRAN AMBRIE SEBAGAI MENYERANG IMAN KRISTIANI
Oleh :
Departemen Penelitian dan Pengembangan
Dewan Gereja-Gereja di Indonesia
PENDAHULUAN
1.
Buku-buku/majalah penerbitan
Islam yang oleh saudara hamran Ambrie dianggap dan dinilai sebagai menyerang
iman Kristiani telah dipelajari oleh departemen Penelitian dan Pengembangan
Dewan Gereja-Gereja di Indonesia (Dep.Litbang DGI) dengan teliti, sekasma dan
tetap bersandar pada obyektifitas, mengamati dan memahami sesuatu peristiwa
sebagimana adanya.
2.
Berdasarkan ini Dep.Litbang
DGI telah mengidentifikasi beberapa permaslahan yang timbul sehubungan dengan
isi buku/ majalah tersebut di atas dengan sistimatika pendekatan sebagai berikut
:
I.
POKOK PERMASALAHAN
II.
TELAAHAN ATAS
BUKU-BUKU/MAJALAH PENERBITAN ISLAM
III.
KRITIK ATAS ORANG KRISTEN
DENGAN LATAR BELAKANG ISLAM
IV.
KESIMPULAN
I.
POKOK PERMASALAHAN
3.
Buku-buku dan majalah-majalah penerbitan Islam yang menyinggung ajaran
agama Kristen (khususnya Kristen Protestan) dicantumkan oleh Hamran Ambrie
sejumlah 22 judul buku dan majalah (daftar buku terlampir di belakang).
4.
Setelah dipelajari, ternyata buku dan majalah tersebut di atas ditebitkan
sebelum adanya tulisan Hamran Ambrie (HA). Buku-buku sejumlah 19 buah karangan
Saudara HA tersebut berdasarkan Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor
kep. 039/J.A/5/1982, dinilai “dapat meresahkan umat Islam di Indonesia dan dapat
mengganggu kerukunan hidup beragama di Indonesia”,
dan “untuk memelihara kerukunan hidup beragama antara umat-umat beragama di Indonesia”
(bagian: menimbang a,a), diputuskan sebagai barang-barang cetakan yang terlarang
dan dilarang beredar, dan “kepada yang menyimpan; memiliki dan
memperdagangkannya agar menyerahkannya kepada kejaksaan agung” (bagian:
memutuskan Pertama dan Kedua).
5.
Dari fakta tersebut di atas tampak jelas bahwa buku-buku tulisan dari HA
terbit lebih kemudian dan merupakan reaksi atas buku dan majalah penerbitan
Islam tersebut di atas (butir I.3). Tentang itu HA menuliskan :”Buku-buku
tulisan saya itu pasti tidak akan terbit, sekiranya buku-buku tulisan kalian
(golongan muslim itu) yang menyerang iman Kristen itu tidak pernah ada”.
(“koreksi”,…..PBK Sinar Kasih, 18 Mei 1982, hal 2)
6.
Dengan demikian Saudara HA telah menggunakan hak jawabnya untuk
membela/mempertahankan terhadap apa yang ia yakini. Dalam hal ini
kepercayaannya.
7.
Sebelum diterbitkan keputusan Jaksa Agung tersebut I atas, telah terjadi
polemik antara HA dan Hasbullah Bakry (HB) sekitar buku-buku/majalah tulisan HA
dan tulisan pihak Islam tentang agama Kristen. Polemik ini sebagian termuat
dalam majalh Islam “Panji Masyarakat”
(PM), terutama edisi PM No.354,21 Maret 1982 dan PM. No.355,1 April 1982. Dalam
PM No.355 HB (ditulis tanggal 25 Pebruari 1982) telah meminta kepada Pemerintah
cq. Dep Agama (Ditjen Islam dan Ditjen Kristen dan Ditjen katolik) dan Kejaksaan
agung RI supaya menyita buku-buku karangan HA terbitan PBK SINAR KASIH tersebut
dan melarang diterbitkannya kembali buku-buku seperti ini demi untuk menjaga
kerukunan diantara penganut-penganut Agama di Indonesia”.
8.
Permintaan ini, dengan isi dan jiwa yang sama telah menjadi kenyataan
seperti terurai dalam surat
keputusan Kejaksaan Agung disebut diatas tanggal 11Mei 1982.
II.
TELAAHAN ATAS SEJUMLAH BUKU/MAJALAH
PENERBITAN ISLAM (1)
9.
Seluruh isi buku-buku/majalah-majalah penerbitan Islam seperti tercantum pada
daftar kepustakaan pada dasarnya secara langsung telah menyentuh sendi-sendi
ajaran kepercayaan/keyakinan orang Kristen, khususnya Kristen Protestan. Namun
perlu dicatat bahwa terdapat buku-buku yang dapat diklasifikasikan sebagai tidak
secara langsung menyentuh iman Kristiani, seperti buku yang menulis tentang
kisah lainnya Yesus sesuaidengan versi isi Al-Quran misalnya karangan Misbah El
Munir, “lahirnya Isa Al-Masih”’ yang tentu tidak sesuai dengan apa yang terdapat
dalam kitab Injil dengan cara penyajian yang serba kekanak-kanakan/naïve.
“Tafsir Qur’an Karim”, karangan
Mahmud Junus merupakan satu buku tafsir Qur’an secara singkat yang diperuntukkan
bagi kalangan umat Islam sendiri. Baik mengenai kelahiran Yesus (nabi Isa), kata
dan perbuatannya, nubuat dan lain sebagainya ditulis sesuai dengan apa yang
tersurat dalam Al-Quran. demikian juga
tentang “Al-Quran dengan Terjemahannya” oleh Proyek Pengadaan Kitab
Al-Quran Departemen Agama RI sebenarnya merupakan satu buku terjemahan bagi umat
Islam sendiri. Buku “Tafsir Qur’an Karim” seperti dikatakan penulisnya
diperuntukkan bagi “saudara-saudara pembaca yang tidak sanggup membaca Al-Quran
dari awal sampai tamat.” (Tafsir …., bagian Kesimpulan isi Qur’an, II). Namun
perlu kita catat bahwa dalam kitab “Al-Quran dan Terjemahannya: pendahuluan yang
panjang lebar, antara lain suatu pasal tentang hubungan Islam/Qur’an dan
agama-agama bukan Islam. Khususnya dalam pasal tersebut terdapat usulan yang
mengecilkan arti dan hakekat ajaran agama-agama yang bukan Islam.
1)
Oleh
karena daftar kepustakaan yang dicantumkan oleh sadara HA kurang lengkap(tanpa
tahun, cetakan ke berapa, judul yang tidak lengkap), maka Dep.Litbang DGI
menggunakn referensi sebagai bahan telaahan dalam mengutip daftar kepustakaan
(terlampir kepustakaan * terlampir) yang ada di Dep. Litbang DGI.
2)
Sebenarnya terdapat ratusan buku penerbitan Islam yang menyerang iman Kristen
seperti ini beredar di pasaran bebas.
10.
Setelah mempelajari buku-buku dan majalah penerbitan Islam lainnya secara
cermat seraya membandingkan satu dengan yang lain dapat ditarik kesimpulan bahwa
yang menjadi permasalahan bagi islam terpuat dan tersorot dan beberapa tema atau
bersamaan, termasuk cara pendekatannya. Pokok-pokok penulisan yang dianggap
menyentuh iman Kristiani dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
POKOK 1 : TENTANG TRINITAS/TRITUNGGAL
POKOK 2 : TENTANG KETUHANAN YESUS
POKOK 3 : TENTANG PENYALIBAN YESUS
POKOK 4 : TENTANG KITAB INJIL DAN TAURAT
POKOK 1 : TENTANG TRINITAS / TRITUNGGAL
11. a.
Walaupun buku HM Rasjidi dengan
judul “Mengapa aku tetap memeluk agama Islam”, (Penerbit “Hudaya” Djakarta
bekerjasama dengan Jajasan Dewan Da’wah Islamijah Indonesia di Jakarta, tjetakan
kedua, 1971), tidak termasuk dalam daftar yang dicantumkan oleh HA,2) namun
cukup menarik untuk dicatat beberapa kalimat yang ada di dalamnya tentang
Trinitas. Disana dikatakannya bahwa Trinitas merupakan salah satu dari sekian
banyak “Kelemahan dasar Kristen…., sudah lama dirasakan ummat Kristen sendiri.
Mereka berkelahi sengit” (hal 37).
b.
Arsjad Thalib Lubis (ATL) dalam bentuk bukunya
“Ke-Esaan Tuhan….”. menulis tentang ini lebih jelas, lagi bahwa
“Tritunggal tidak masuk akal”, “suatu hal mustahil”,”Ia (Tuhan) tidak beranak
dan tidak ada suatu jua yang serupa dengan Dia” (hal.22-23,51).
c.
HB dalam PM No. 354 mengemukakan pendapatnya dalam polemiknya dengan HA,
antara lain mengatakan :”…, sebab sulit sekali untuk meyakinkan bahwa Isa Al
Masih itu adalah Anak Manusia sejati di samping juga Tuhan sejati ditambah lagi
Roh Suci (yang sebanarnya Malaikat Jibril) itu adalah juga Tuhan disamping Allah
dan Tuhan Yesus”.
d.
Sehubungan dengan ini Sidi Gazalba (SG) dalam bukunya “Dialog…” membantah
akan ajaran Trinitas. Menurutnya, hanya Saksi Yehova yang menolak ajaran ini.
Buku ini memuat perdebatan penulis dan keluarganya dengan “propagandis Kristen”,
“gerakan Kristen”, yang sebanyak 14 kali berkunjung ke rumahnya untuk
menyebarluaskan agama Kristen (disebut sekte Yehova, Metodis, Advent, dan Bala
Keselamatan) dengan dalih menjual buku dan lain sebagainya. Isinya secara
singkat menunjukkan bagaimana proses “Kristenisasi” cara ini yang tidak dapat
ditolerir oleh Islam dan bertentangan dengan ajaran Islam yang menggunakan hukum
logika :”Dalam dialog antara Kristen dan logika itu, bagi mereka yang mampu
berfikir sehat dan obyektif, sudahlah jelas Kristen tidak berdaya menundukkan
logika” (hal.98).
e.
Kemustahilan ajaran Kristen tentang Trinitas ini tidak saja dilihat dari
isi kitab Al-Quran. ATL dalam bukunya “Perbandingan Agama…”, hal 244, juga
mengamati dari segi “Perbandingan agama” dan ‘sejarah Gereja’ itu sendiri. Ia
mencatat bahwa “Agama Kristen mengajarkan Tuhan mempunyai tiga oknum yaitu Allah
Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus. Dan ketiga-tiga oknum itu sehakekat dan satu
zat”’ dimulai dari pertentangan antara golongan Athanasius dan Arius (293-375 M)
hingga lahirnya Consillium Nicea di Konstantinopel. Dalam buku ini penulis ATL
juga telah berusaha untuk menafsir tafsiran para penafsir (khususnya dari
penafsir Kristen). Sebagai contoh ia mengutip tulisan Dr.R.Soedarmono tentang
itu yang mengatakan : “Kita tentu insaf bahwa Trinitas memang tidak dapat
dimengerti”’ atau mengutip dari Dr.J.H.Bavinck :” Apakah kita bisa mengerti itu
semua, sekali-kali tidak, kita tidak ingin mengarti”. Kalimat-kalimat ini
dikutip oleh penulis seraya mengatakan : “Demikianlah pengakuan yang terus
terang dari penulis-penulis Kristen yang terkemua menyatakan bahwa ajaran
tentang Al Masih Tritunggal itu memang tidak dapat dimengerti”, dan “Sehubungan
dengan tidak adanya ayat yang tegas menyatakan ‘Allah Tritunggal’ dalam Alkitab,
maka ternyata kemudian ayat yang demikian telah disisipkan dalam Alkitab (hal
249). Pada halaman selanjutnya penulis memberi contoh, ayat mana yang
ditambah/disisipkan kemudian oleh penulis Kristen.
f.
Masalah ini kemudian dapat kita baca dalam buku HB dengan judul “nabi Isa
dalam…” dengan nada yang lebih keras mengemukakan sebagai “Diantara bukti-bukti
kelancangan tangan orang-orang Nasrani…” (hal.25 no.12). Mengenai orang Nasrani
yang mempertuhankan Isa, HB mengatakan dalam buku yang sama seperti
::orang-orang nasrani yang mempersekutukannya dengan Allah dianggap oleh
Al-Quran sebagai orang kafir sebab tindakan mereka dianggap kafir pada Taurat…”
dan sehubungan dengan ini penulis mengatakan tentang nasib orang nasrani pada
hari kiamat :”Nabi Isa sendiri pada hari kiamat tidak mau mempertanggungjawabkan
kelakuan orang Nasrani yang membahayakan itu sebab…” (hal 25 no 12.15).
g.
Nazwar Syamsu (NS) dalam bukunya “Tauhid & logika…” dengan singkat
mengatakan adanya kesamaan antara ajaran Trinitas dengan Trimurti dalam agama
Hindu, ajaran Trinitas berasal dari Polyteisme (hal. 134-135).
POKOK 2 : TENTANG KE-TUHANAN YESUS
12.
a. Penafsiran pihak Islam
yang sangat mengandalkan akal sehat, wajar dan bebas (rasionil dan logis)
tersebut di atas dan kecaman mereka terhadap ajaran Trinitas agama Kristen
dengan sendirinya (secara logis pula) membawa kepada cemoohan atas kepercayaan
suatu agama yang menuhankan Yesus. Yesus nabi Isa menurut kepada
penulis-penulis Islam adalah dan hanyalah seorang rasul Allah, seorang
nabi biasa.
b.
Perbandingan agama yang mengambil bentuk lebih ekstrim (membandingkan ayat dari
kitab Injil dan Al-Quran) ditambah dengan tafsiran penulis sendiri tampak dari
buku ATL “Perbandingan agama…”, pada
hal 382. Dikemukakannya disana “bahwa manusia yang ditunggu-tunggu kedatangannya
bukan nabi Isa tetapi Muhammad saw.” Kedatangan nabi Muhammad telah dinubuatkan
oleh nabi Musa berdasarkan kitab Ulangan 18:15-22, “bahwa Aku…seorang nabi dari
antara segala saudaramu yang seperti engkau…” (hal.460-461), dimana yang
ditafsirkan sebagai “seorang nabi” adalah nabi Muhammad.
c. A.H.Deedat
(AHD) dalam bukunya “Muhammad dalam….”
Secara eksplisit menafsir dan menterjemahkan “jang seperti engkau” menjadi “jang
menjerupai engkau” (maksudnya menyerupai nabi Musa) dalam artian bahwa ia
mempunyai orang tua, kawin, beranak, dan mati secara wajar (hal 22-23). Penulis
juga menafsirkan apa yang dimaksud “Roh Kebenaran”, “Roh Penolong” ; menurut
pendapatnya “penolong” disini adalah dan haruslah sorang manusia dan bukan Roh.
Manusia ‘Penolong’ tersebut adalah Muhammad (hal 14-20). Untuk membenarkan
pendapatnya penulis mengambil beberapa ayat dari Injil Mat.12:28; Markus 13:11;
Yoh.14:17, dan menafsirkan bahwa Yesus sendiri menyangkal akan ketuhanannya.
d.
Perbandingan agama dan penilaian atas ajaran agama lain dapat kit abaca dari
tulisan ATL dalam “Ke-Esaan Tuhan…”. Pada hal 47, ia menulis dengan mengutip
ayat Al-Quran tentang orang-orang yang mempertuhankan Isa Al-Masih:
“sesungguhnya telah kafirlah mereka yang berkata bahwa Allah itu adalah Al Masih
anak Marjam” (diambil dari surat
Al Ma’idah 17 dan 72).
e. Hal
yang sama terdapat dalam tulisan Saleh A. Nahdi (SAN) dalam bukunya “Jesus dalam
Qur’an”. Di sana
sehubungan dengan ini penulis mengutip ayat-ayat Al-Quran :
“(a)
Sesungguhnya telah menjadi kafirlah orang-orang yang mengatakan Allah itu
ialah ketiga dari tiga…”
“(b)
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan, Tuhan
itu ialah Al Masih anak Marjam…” dan pada kalimat terakhir dari bukunya penulis
berkesimoulan :”Pendeknya Al-Quran menolak dengan keras segala kepercayaan yang
berbau syirik seringan-ringannyapun, apalagi sampai menjadikan Tuhan itu tiga”
(hal 15-16)
f.
Hal ini didukung oleh penulis-penulis lainnya, misalnya menurut
HB dalam bukunya
“Nabi Isa dalam…” hal 113, tidak saja nabi Musa yang telah
menubuatkan kedatangan nabi Muhammad sebagi Messias (Musa ke2) tetapi juga nabi
Yesaya dan Daniel, di mana Muhammad datang sebagai nabi nabi yang akan
mendatangkan kerajaan Allah yang meliputi seluruh umat manusia dan tidak
terbatas pada bangsa Israel saja”. NS dalam bukunya
“Tauhid dan Logika 1…” bahkan mengatakn, apa yang orang Kristen
percaya bahwa yang dimaksudkan dalam Mazmur 97:1-6 sebagai nabi Isa Almasih
sebenarnya adalah Muhammad (hal 120). Penulis juga mengambil beberapa ayat dari
Injil Yoh. 16:7-14; 14:26; 15:11; dimana kata “ia”, “dia” berarti Muhammad.
g.
Sumber lain yang digali oleh para penulis Islam seperti penulis
ATL dalam tema ini ialah menampilkan Injil Barnabas, yang menurut
penulis sebagai salah satu “kerabat” (istilah untuk murid) Yesus yang
“disembunyikan bersama puluhan Injil-Injil yang lain….
Injil-Injil Apocrypha. Kebanyakan dari Injil-Injil itu berhasil
dimusnahkan”. Selanjutnya penulis membentangkan sacara panjang lebar adanya
perbedaan dengan hal ini yang menurut “prinsipiil dengan keempat Injil yang ada
pada orang Kristen kini dan dengan Alkitab umumnya”. (ATL dalam
“Perbandingan agama…” hal.382). dalam
Injil barnabas, menurut penulis termuat adanya penyangkalan akan ke-Tuhanan
Yesus, juga tentang Paulus disana digambarkan sebagai orang yang “sesat dan
menyeleweng dari ajaran Yesus yang sebenarnya” (hal.38; selanjutnya lihat :
Injil Barnabas kata pendahuluan ayat 7 dan 22:3; 52:10:14; 941-2; 112:5-10
206:2-5 dan bandingkan Maurice Bucaille “Bibel, Qur’an dan sains Modern” hal 93).
Penelitian ilmiah tentang buku “Injil Barnabas” ini, yang telah diadakan oleh
sejumlah sarjana, sudah memastikan bahwa “Injil” tersebut adalah tulisan seorang
bekas romo Katolik di Italia Selatan yang pada abad ke 15 masuk Islam dan
menulis buku ini sebagai apologi untuk membenarkan perpindahannya dari agama
Kristen Katolik ke agama Islam. Tapi oleh sebagian penulis Islam “Injil” ini
dipertentangkan dengan empat Injil yang ditulis pada abad pertama Masehi dan
yang diakui oleh semua gereja sebagai Injil-Injil kanonik. Seolah-olah “Injil”
itu dari abad ke 15 lebih benar daripada empat Injil kanonik dari abad pertama.
h.
Berbicara tentang Ke-Tuhanan Yesus dan kaitannya dengan “kesesatan” dan
“penyelewengan” Paulus, buku karangan R.
Soedewo (RS), “Keesaan Ilahi” menulis antara lain : “Penelitian zaman
sekarang telah menetapkan dengan tidak dapat disangsikan lagi, bahwa ajaran
tentang Yesus Kristus Putera Tuhan itu diambil dari pemuja-pemuja berhala dari
zaman sebelumnya, yang oleh Paulus dimasukkan ke dalam agama Kristen,…agar
supaya lebih dapat diterima oleh pemuja-pemuja berhala (hal.247). Selanjutnya
menurut SG dalam “Jawaban atas…”
dikatakan bahwa “Paulus tidak termasuk ke dalam rasul yang 12 dari nabi Isa”.
Paulus seorang Yahudi, bahwa ajaran Kristen yang “menyatakan filsafat inkarnasi
seperti kepercayaan Awatara dalam agama Whisnu” (hal. 49) dan menurut SAN “malah
ada yang menekankan, bahwa Kristen adalah imitasi dari agama Hindu dan Budha”
(SAN :”Yesus dalam…”,hal.8).
Kesesatan, penyelewengan Paulus dari ajaran Yesus serta gambaran dirinya sebagai
seorang orator, inkonsisten dalam tata fikirnya tidak sebagai rasul atau salah
satu dari rasul-rasul yang terutama (The very Chiefest afosles) serta bagaimana
Paulus menonjolkan dan membela dirinya sebagai rasul, semuanya diuraikan dalam
tulisan Joesoef Sou’yb dalam majalah
Kiblat No: 12,13 14 Januari 1975; No. 15 Pebruari 1975; 16 Marety 1975; 17 April
1975; 18 Mei 1975 dengan judul “Kerasulan Paulus dan Ajaran Kristen” dalam
rublik Kristologi.
Semua tulisan di atas menunjukkan bahwa para penulisnya kurang memahami
agama-agama dan aliran-aliran filsafat yang mereka sebutkan.
i.
Banyak penulis Islam berusaha mengupas masalah pengutusan Yesus dengan
mengutip berbagai sumber, termasuk ayat-ayat yang terdapat dalam kitab Injil
sendiri seperti penulis buku
“Perbandingan Agama…” hal 417-418, ATL menulis bahwa menurut ajaran Islam
tugas nabi isa adalah “Khusus kepada bangsa bani Israil, tidak untuk sagala
bangsa dan seluruh alam”. Untuk itu ia menunjuk dan menafsirkan sendiri
ayat-ayat Injil (mat. 15:24,26; Mat 27:11; Markus 12:29; Lukas 1:33) untuk
mendukung pendapatnya. Hal ini juga dinyatakan oleh
Sjafi R. Batuah (SRB) dalam bukunya
“Nabi Isa dari…” (edisi
Sinar Islam, No.28, Oktober 1970):
bahwa nabi Isa tidak mati di kayu salib, tetapi pergi ke Kashmir untuk mencari “domba yang sesat dari antara bani
Israil di luar negeri…” (Hal.16-17). Bagi Islam gambaran tentang Yesus adalah
jelas. Yaitu tidak lebih dari seorang Rasul, pemimpin agama/Rohani atau seorang
nabi (nabi Isa), yang hanya bertugas mencari “domba yang sesat dari antara Bani
Israil” juga yang berada “di luar negeri” sehingga menurut
NS dalam bukunya “Tauhid &
logika 1…”, hal 97,”…amat aneh kelau ada bangsa lain yang menyatakan dirinya
jadi pengikut Musa atau Isa”
j.
Namun demikian masih terdapat di antara penulis Islam yang menghormati
dan memuliakan nabi Isa. Hanya saja menurut pendapat mereka bahwa Alkitab
menuduh para nabi berbuat jahat, memuat kisah-kisah yang kotor (dengan demikian
termasuk mereka yang menjadi asal usul nabi Isa) yang kesemuanya bohong. Dengan
menunjuk bahwa Al-Quran memuat gambaran tentang Yesus lebih indah dan mulia dari
pada dalam kitab Injil, Injil dituduh menggambarkan kedudukan Yesus yang kurang
jelas, suram, dangkal bahkan melukiskan hal-hal yang porno, cabul dan lain
sebagainya. (lihat: SAN “Jesus dalam…”
hal.11; SG: ”Perbandingan agama praktis…”
hal.27-28,38, ATL: “Perbandingan agama…”,
hal 443-449).
k.
SG dalam bukunya: “Perbandingan agama praktis…” yang isinya memuat
semacam dialog Islam-Kristen tentang agama (seperti halnya dalam bukunya “Dialog…”) mengajarkan kepada pembaca proses perkembangan kepercayaan
nasrani dengan kesimpulan sebagai berikut : “ (7) A: kepercayaan ketuhanan
Kristiani mengalami proses. Mula-mula ketuhanan yang maha Esa, sesuai dengan
intisari kepercayaan dalam Bijbel atau ajaran Jesus sendiri. Sesudah itu
Ketuhanan yang Maha Dus, sebagai hasil konferensi agama. Akhirnya Ketuhanan yang
maha Tiga, juga sebagai hasil konferensi agama. Semenjak tahun 391 Ketuhanan
Yang Maha Tiga itu bertahan sampai sekarang”(hal.39). Hal sama diungkapkan oleh
Joesoef Sou’yb dalam “Kiblat” No.3
Juli 1971 (rublik Kristologi “Trinity Faith dan Unitari Faith).
POKOK 3 : TENTANG PENYALIBAN YESUS
13. a.
Dari kutupan sebelumnya dapat kita
simpulkan bahwa bagi pihak Islam cukup jelas bahwa Yesus tidak mati di kayu
salib. Menurut ajaran Islam, tidaklah mungkin Allah membiarkan nabi/rasulnya
menderita atau dicoba oleh iblis, apalagi disalib oleh manusia biasa tanpa daya.
Hal ini tidak sesuai dengan ajaran Islam (Al-Quran dan berdasarkan logika),
walaupun diantara para penulis Islam sendiri terdapat kontradiksi dalam hal ini.
b.
Ada
penulis yang mengatakan bahwa Yesus tidak mati di kayu salib, tetapi “pergi ke Kashmir” (lihat kutipan
SRB di atas), atau ATL
dalam bukunya “Perbandingan Agama…”,
hal 383, mengatakan, “bahwa nabi Isa tidak disalibkan.” Yang disalibkan adalah
Judas Iskariot” (bandingkan: Injil Barnabas 112:13-16; 215:1-6; 217:77-81).
Selanjutnya kit abaca tulisan SG:
“Perbandingan Agama Praktis…” hal.15, tentang hal ini: “…orang-orang mengira
bahwa Isa telah mati disalib…” dan “selain daripada Isa tidak mati disalib, dia
juga bukan Tuhan.” Yang sebenarnya terjadi, menurut penulis SG “Allah
menyerupakan si pengkhianat Yudas seperti Isa.” Dan isa sendiri, “…Tuhan telah
mengangkat Isa kepada-Nya dan Tuhan itu Maha Kuasa dan Bijaksana” (hal yang sama
kembali ditekankan juga oleh HB dalam
bukunya “Nabi Isa dalam…” hal.51)
c.
Buku “Nabi Isa dari…”,
karangan SRB, dalam edisi
“Sinar Islam” 70, ingin membuktikan bahwa kisah penyaliban Yesus
sebagai “teori tanpa bukti” atau mengatakan bahwa “kaum Kristen dengan kata-kata
masih terus mempercayai khayalan ini.”…Malahan pertimbangan-pertimbangan
sementara tak ada untuk menguatkan teori kematian di atas kayu salib dan
sekeping bukti pun taidak ada untuk menunjang peristiwa yang tidak sesuai dengan
hukum alam tentang hidup kembali dan kenaikan ke langit” (hal.6). Buku ini
dilengkapi dengan beberapa gambar/foto, ‘bukti arkeologis’ dan’kesaksian
sejarah’ lainnya yang menunjang bahwa Yesus tidak mati di kayu salib, tetapi
masih hidup dan meneruskan perjalanannya (dari Jerusalem) ke Kashmir.
“Setelah sembuh dari luka-luka bekas salib Isa Almasih meninggalkan Jerusalem dengan cara
sembunyi dan menyamar. “Ia’ disertai oleh ibunya, Maryam, dan muridnya Thomas
alias Didamus alias Ba’bad (yang kelak mengurus penguburan Isa Almasih di
Kashmir)” (hal.20-21). Di sana nabi Isa (dikenal dengan nama Yus Asaf) mencari
“domba yang sesat dari Bani Israil,” yaitu “anak-anak Tuhan, yang bertebaran di
luar negeri,” karena “Al-Quran mengatakan bahwa kenabian Isa Almasih adalah
untuk Bani Israil, sehingga karena itu adalah kewajiban nabi Isa menyampaikan
ajarannya kepada orang-orang Israil di luar negeri…”, yaitu kepada “orang-orang
Afganistan dan Kashmir” yang dianggap sebagai “the lost tribe” tersebut hal
18-19). Di sana ia hidup hingga mencapai usia tua
dan dimakamkan di Srinagar.
Kuburannya terdapat hingga sekarang dan menjadi tempat ziarah.
d.
Menurut SAN dalam bukunya “Wafatnya…”’ dikatakan bahwa seluruh isi Al-Quran mengungkapkan
Almasih tidak mati disalib, tapi diselamatkan dari kematian, tidak naik ke
langit dan wafat secara wajar (hal.13). Dalam
“Kiblat” No. 15 Januari 1968 misalnya dikatakan “bahwa kisah
penyaliban Jesus itu hanyalah suatu dongengan yang dijiplak dari riwayat
kematian Tuhan-tuhan kafir yang bercokol di masa hidupnya Jesus.” “…yang mati
disalin hanyalah seseorang yang disebut atau diberi nama dengan ‘Jesus’…”Adapun
Jesus asli (Nabi Isa) matinya mati biasa.” Tentang Yesus sebagai juruselamat dan
mati disalib sebagai penebus dosa manusia dikatakan hanyalah dari Injil yang
dibuat oleh Paulus (yang ditulis) di bawah pengaruh kafir.
e.
NS dalam bukunya “Tauhid & Logika
1…” yang melihat dan mengupas peristiwa penyaliban Yesus dari segi/ajaran
Islam (Al-Quran) serta berdasarkan logika dan hukum kausalitas, menerangkan hal
ini sebagai berikut : ‘…bahwa planet-planet itu didiami oleh manusia yang
bersamaan wujud dan wataknya dengan manusia bumi ini. “Selanjutnya dikatakan
bahwa “manusia seperti yang ada di bumi ini telah lebih dahulu berada di planet
lain yang jauh jaraknya dari matahari,. Muntaha …” (hal. 176-177). Berdasarkan
ayat-ayat yang ada dalam Al-Quran, juga dalam kitab Injil, logika dan ilmu alam
penulis NS menyampaikan kepada para pembaca berlakunya hukum kausalitas tersebut
dengan mengambil contoh antara Adam (yang hidup di Muntaha) dan Isa (di bumu)
yang sama-sama hidup seperti di sorga sebagai perbandingan. Selanjutnya: Adam
dipindahkan dari muntaha ke bumi, kawin, beranak dan hidup dengan segala
susahnya (sebagai manusia pertama di Bumi). Demikian juga halnya dengan Isa yang
dipindahkan Allah/Tuhan dari bumi ke Venus-kawin, beranak seperti manusia biasa
dengan segala beban hidup. Isa sebagai menusia biasa ini menjadi ‘Adam’ (manusia
pertama di Venus). Dengan menerangkan hal ini secara panjang lebar penulis ingin
menyatakan bahwa Isa tidak naik ke surga, tetapi ke planet yang terdekat dengan
bumi, yaitu Venus. Dan inilah yang kemudian dikatakan “oleh isa Almasih sebagai
the Kingdom
of Heaven yaitu kerajaan
langit atau kerajaan planet yang keadaannya sama juga dengan kerajaan bumi ini
(hal. 180-191). Bardasarkan ini maka “orang tidak pernah mendapatkan kuburannya
di bumi ini karena mi’radj dengan tubuh kasarnya” yang menyatakan bahwa Yudas
yang diserupakan sebagai pengganti Almasih waktu disalib adalah dongeng para
juru tafsir Al-Quran kuno (hal.25). Sehubungan dengan didiaminya planet-planet
lain oleh manusia yang sama dengan yang di bumi (di sini dikutip penulis ayat
Al-Quran surah 37:6) penulis NS dalam bukunya yang lain “Tauhid & Logika…” Tuhan
itu beranak (tentang Trinitas). Pada hal 16 buku itu tertulis : “dari itu
bagaimana orang baranggapan bahwa nabi itu hanya di bumi ini saja dan bagaimana
pula dapat dibenarkan yang Tuhan itu beranak seorang di Bumi ini tanpa beranak
pula di planet lain untuk menebus dosa manusia ramai.” Berangkat dari ayat
Al-Quran penulis selanjutnya mengatakn bahwa “…expansi penyiaran Al-Quran masih
berada di sekitar permukaan bumi, tetapi nanti akan diteruskan kepada planet
lain…” (hal. 17).
POKOK 4 : TENTANG KITAB INJIL DAN TAURAT
1.
a. Seperti sudah disinggung sebelumnya metode pendekatan
yang digunakan para penulis dalam mengupas ajaran Kristen dari berbagai segi
adalah rasional, moral dan ajaran Islam (dari Al-Quran). dalam membenarkan
pemahaman itu mereka mengutip ajaran-ajaran dari Kitab injil secara
terpisah-pisah/ sepotong-sepotong dan tulisan-tulisan orang Kristen sendiri atau
mencari dan menelusuri ‘sejarah gereja’. Namun cara pendekatan sedemikian
digunakan juga dalam membahas tentang kitab Injil dan Taurat.
b.
Bagi pengarang Islam seperti yang
telah diuraikan di atas cukup jelas bahwa kitab Injil sudah tidak murni lagi,
karena campur tangan dan manipulasi manusia, “kesalahan penyusunan atau
kesalahan rekonstruksi atas sesuatu kejadian. Maka semua ini menyatakan tidak
aslinya Bible itu manurut pandangan logika.” (NS
dalam : “Tauhid & Logika 1 …” hal 111). Oleh karena itu menurut penulis
sehubungan dengan ini maka “Al-Quran itu bertugas mengoreksi ayat-ayat Injil
yang kebetulan tidak ada aslinya” (hal.113). penulis yang sama dalam bukunya
yang lain memaparkan hal yang sama tentang Kitab Injil. Dikatakan bahwa di
antara Kitab-Kitab Suci : Taurat, Injil dan Al-Quran: “…hanya Al-Quranlah yang
senantiasa terjaga rpi, tidak pernah diperbaiki, tidak pernah dikurung atau
ditambah hurufnya, malah seluruhnya terdiri dari Wahyu Allah yang terjamin
kesuciannya sampai ke akhir zaman kehidupan manusia” (NS dalam: “Tauhid & Logika
…” hal.19).
c.
Keragu-raguan atau ketidakpercayaan akan sumber asli Kitab Injil dan penolakan
akan ‘keasliannya’ kita temui di sana sini dalam karangan
para penulis Islam. Menurut Maurice Bucaille (MB) dalam : “Bible, Quran dan
Sains Modern”, Kitab Injil “merupakan literature yang kurang sempurna
penyusunannya,” serta “menunjukkan kontradiksi-kontradiksi yang tak dapat
diatasi” dan “tidak menunjukkan kontinuitas” (hal.118) sehingga menurutnya
“konklusi dari semua ini adalah bahwa dengan membaca Injil, kita tidak yakin
sama sekali bahwa kita mambaca kata-kata Yesus” (hal.123). Menurut
pengamatannya, pesan-pesan Injil menunjukkan “berbagai kekeliruan,
ketidaksesuaian dengan hasil-hasil sains modern, perubahan-perubahan teks yang
terus-menerus, menyebabkan Injil itu memuat fasal-fasal dan paragraph-paragraf
yang hanya sesuai dengan imajinasi manusia” (hal.162).
Bab-bab yang menyangkut hubungan dengan Kitab Injil, Sains dan Modern,
penulis mendapat kesimpulan bahwa selain Injil ditambah-tambah dan ditafsirkan
oleh manusia, juga memuat khayalan para penginjil Matius dan Lukas (hal.143,
162), sehingga menimbulkan kontradiksi antara para penginjil sendiri tentang
Yesus, apa yang dikatakan dan dilakukan Yesus yang sebenarnya pada waktu itu
(hal.144-159) : “…seorang Kristen akan merasa gelisah jika ia mengetahui keadaan
seperti tersebut, oleh karena kontradiksi yang nyata”, kata penulis (hal.152).
Dalam bukunya dengan bab “Quran dan Sains Modern” penulis menunjukkan
keterbukaan Islam akan sains dengan mengutip Hadist Nabi “Tuntutlah ilmu
walaupun di negeri Cina”, dengan pengertian “mencari ilmu adalah wajib bagi
seorang Muslim dan Muslimat” (hal.172). Dengan menguraikan tidak autentiknya
penulisan dalam kitab Injil seperti tersebut di atas, penulis membandingkan dan
membuktikan dengan apa yang menjadi pemikiran manusia abad ke VII M. Bahwa
keaslian teks Al-Quran atau wahyu itu “cocok dengan apa yang akan dibuktikan
oleh Sains Modern beberapa abad
kemudian” (hal.184), “cocok dengan harapan-harapan zaman sekarang” (hal.177).
Perjanjian Lama “merupakan campuran mozaik yang unsur-unsurnya sepanjang masa
telah dirobah-robah oleh manusia …ditambah… sehingga waktu sekarang sangat sulit
untuk menemukan asalnya” (hal.371). Menurutnya, pengarang-pengarang Injil dalam
Perjanjian Baru cenderung untuk membesar-besarkan beberapa fakta mengenai Yesus
: “Tetapi rasa keheranan umat Kristen menjadi besar jika mereka mengetahui bahwa
usaha ahli-ahli tafsir resmi dilangsungkan secara mendalam dan terus-menerus
untuk menutupi hal-hal yang bertentangan dengan pengetahuan modern, dengan
permainan akrobatik dialektik yang hilang dalam lirik apologi” (hal.372). Apa
yang perlu kita catat berhubung dengan isi buku ini adalah :
(a)
Buku ini ditulis oleh seorang
Perancis, ahli bedah, yang kagum akan Islam aebagai ‘agama ilmiah’, walaupun
diakuinya bahwa terdapat keajaiban dalam Tuhan (tidak ada yang mustahil).
(b)
Buku ini diterjemahkan oleh
Prof. Dr. Rasjidi (yang pernah belajar di Perancis) ke dalam bahasa Indonesia
dari bahasa Perancis, yang kemurnian terjemahannya masih perlu dipelajari.
(c)
Buku ini ditulis dengan
menggunakan metode pendekatan ilmiah eksakta (ilmu alam) sebagai cara untuk
mengupas ‘ilmu perbandingan agama’. Satu pendekatan yang bisa mengelirukan,
karena metode yang dipakai dalam ilmu alam berbede dengan metode yang dipakai
dalam ilmu agama atau ilmu perbandingan agama. Cara bagaimana ia menguraikan
penemuan-penemuan ilmu alam membuktikan pula bahwa penulis masih bertahan pada
metode ilmu alam yang dipakai abad ke-19, tetapi yang sudah ketinggalan zaman
setelah A.Einstein dan Max Planck. Dengan demikian penulis tidak menguasai
metode penelitian ilmiah yang perlu, sesuai dengan judul buku yang dipilihnya
(yakni pertemuan agama-agama dengan sains modern), nampak tidak dipahaminya.
(d)
Buku ini merekam agama dari
kacamata seorang ahli bedah khususnya dan ilmu alam umumnya yang dapat
menjelaskan kenapa muncul berbagai kekeliruan, disamping pengetahuannya sendiri
tentang agama belum memadai. Misalnya menempatkan Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru dan Quran “dalam tempat yang sejajar sebagai wahyu yang tertulis” (hal.11).
Injil bagi umat Kristen bukan wahyu tertulis dan juga pengertian tentang wahyu
itu sendiri bagi orang Kristen berbeda dengan pengertian Islam. Tulisan ini pada
umumnya jelas sangat subyektif dan meremehkan orang lain jika dilihat dari apa
yang telah dikutip di atas (hal.372). Itu berarti bahwa orang Kristen sejak
semula dianggap bodoh dan tidak jujur, penghayal belaka.
III.
KRITIK ATAS ORANG KRISTEN DENGAN LATAR
BELAKANG ISLAM
2.
a.
Kritik atas ajaran Kristen oleh pihak penulis Islam tidak lepas
ejekan terhadap pribadi enulis Kristen, khususnya mereka yang berlatar belakang
Islam, seperti halnya HA. Polemik agama telah kehilangan arahnya dan larut dalam
emosi fanatisme. Hal ini tampak dalam tulisan-tulsan HB dalam majalah islam “Panji
Masyarakat” : Dalam PM no. 354 (maret 82).
b.
HB menulis tentang
HA antara lain sebagai “(1) … orang yang ilmunya tentang Islam dan
Kristen masih sangat dangkal … berani memamerkan kepindahannya dari Islam ke
Kristen … sehingga bisa menyesatkan umat awam … (Islam-Kristen) yang lebih
dangkal ilmunya dari HA. (2) … HA telah menyiarkan pendapatnya sendiri yang
belum diterima sebagai ajaran Kristen …” Selanjutnya dikatakan : “… HA dianggap
seorang MUALLAF Kristen yang berasal dari Islam yang mengajak orang-orang Islam
masuk Kristen sedangkan dirinya sendiri saja belum dianggap Kristen betul oleh
orang Kristen, setelah tak dianggap Islam lagi oleh orang Islam.” Dalam PM
no.355 (April 82) HB mencap HA sebagai orang yang sesat dan murtad dari Islam,
bahkan “seakan-akan … tak beragama …”.
c.
Perlu kita catat, bahwa setelah
buku-buku HA dilarang (dicetak, diedarkan dan yang memilikinya harus
mengembalikannya ke Kejaksaan Agung) cemoohan, ejekan, penghinaan yang
sedalam-dalamnya terhadap HA masih tetap berlangsung. Ini kita ketemukan dalam
PM no 358/Mei/82 dan PM no.363/Juni/82 dengan masing-masing judul “Penyakit
Hamran Ambrie” dan “Kemurtadan Hamran Ambrie” serta terbitan PM berikutnya.
IV. KESIMPULAN
3.
Setelah mempelajari buku-buku/
majalah-majalah penerbitan Islam tentang ajaran Kristen, khususnya Kristen
Protestan, baik mengenai Trinitas, Ke-Tuhanan dan Penyaliban Yesus, maupun kitab
Injil dan Taurat dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut :
a.
Adanya sikap yang kurang
obyektif disebabkan oleh kekurangan pengetahuan atau kekurangan pendidikan para
penulis tentang agama, khususnya ajaran Kristen. Sehingga sadar atau tidak
penulis larut dalam subyektifitas dan fanatisme agama.
b.
Penulis tanpa segan-segan
mengkafirkan pemeluk agama lain yang ajarannya tidak sama dengan ajaran agama
penulis.
c.
Banyak penulis telah
terjerumus ke dalam perangkap yang diungkapkannya sendiri, sewaktu mengatakan
atau membuktikan fenomena agama dengan ratio (akal sehat). Sebenarnya acara ini
bertentangan dengan semua ajaran agama, termasuk agama Islam sendiri.
d.
Bahwa baik ratio maupun
tafsiran itu tidak selalu logis; tampak dalam beberapa pendapat para penulis
Islam sendiri tentang hal yang sama tidak saja berbeda bahkan kontradiktif
(bertolak belakang).
e.
Banyak penulis hanya menjadi
‘penafsir para penafsir’ yang menyebabkan semakin kaburnya permasalahan dan
mengelirukan. Apalagi karena dikutip secara sepotong-sepotong/ tidak lengkap
serta tanpa memahami latar belakang sesuatu pernyataan yang dikutip.
f.
Dengan berkali-kali
mengemukakan bahwa Taurat dan Injil hanya sebagai Kitab Suci bagi Bani Israel
berarti bahwa orang Kristen di Indonesia (bukan Bani Israel) dengan demikian
tidak beragama/ kafir (pemuja berhala).
g.
Dengan menyoroti ketidakaslian
Alkitab dari berbagai segi para penulis ingin membuktikan bahwa Alkitab, baik
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru tidak asli, dipalsukan oleh orang-orang
Kristen untuk maksud-maksud tertentu.
h.
Menulis buku-buku keagamaan
tentang agama lain oleh penganut agama yang lain dengan mengambil bentuk
‘perbandingan agama’ dan sekaligus memberi nilai atas benar atau tidaknya ajaran
agama lain adalah cara pendekatan yang kurang tepat dan kurang bertanggung
jawab/ bijaksana. Penulis ilmu perbandingan agama umumnya dan/apalagi dalam
Negara Pancasila khususnya haruslah mampu membebaskan/ menahan dirinya dari
penilaian, apalagi nilai-nilai keagamaan.
i.
Adanya kecaman dan cemoohan
dari penulis Islamterhadap pribadi-pribadi Kristen, terutama yang berlatar
belakang Islam, tidak akan membantu siapapun yang bermaksud mencari kebenaran
melalui suatu polemik keagamaan. Hal ini akan membawa semua pihak hanyut dalam
suasana kebencian dan perpecahan.
Jakarta,
22 September 1982.
Departemen Penelitian dan Pengembangan
Dewan Gereja-Gereja di Indonesia
Daftar buku-buku/ majalah-majalah penerbitan Islam
- Injil
Barnabas
Terjemahan :
Husein Abubakar,
Abubakar Basjmeleh
Penerbit
: C.V. Pelita
Bandung, Japi, Surabaya
Cetakan
: 1, 1970
- Perbandingan
Agama “KRISTEN DAN ISLAM” (Jilid II)
Oleh
: H.M. Arsjad
Thalib Lubis
Penerbit
: Firma
“Islamiah” Medan
1391-1971
- NABI ISA
dalam AL QUR’AN dan NABI MUHAMMAD dalam BIJBEL
Oleh
: Drs. Hasbullah
Bakri
Penerbit
: AB. Sitti
Sjamsijah Sala
Cetakan
: ke 3, 1968.
- Tauhid &
Logika “Perbandingan Agama” (Al Qur’an dan Bibel)
Oleh
: Nazwar Syamsu
Penerbit
: Ghalia
Indonesia,
Jakarta,
Medan,
Surabaya, Yogya
- Tauhid &
Logika 1 : Isa Almasih di Venus
Karya
: Nazwar Syamsu
Penerbit
: Pustaka
Sa’adijah, Padang Panjang, Sumatra, Indonesia.
- Bibel,
Qur’an dan Sains Modern
Oleh
: Dr. Maurice
Bucaille
Alih Bahasa :
Prof.Dr.H.M. Rasjidi
Penerbit
: Bulan Bintang,
Jakarta.
- Keesaan
Ilahi
Oleh
: R. Soedewo P.K
Penerbit
: Daru’l Kutubi’l
– Islamijjah.
- Lahirnya Isa
Al Masih
Oleh
: Misbah El Munir
Penerbit
: P.T. Alma’arif,
Bandung
Cetakan
: Pertama, 1979
- Dialog
antara Propagandis Kristen dan Logika
Oleh
: Drs. Sidi
Gazalba
Penerbit
: Bulan Bintang,
Djakarta
Cetakan
: Pertama, 1971
- Jawaban atas
Kritik Kristen terhadap Islam
Oleh
: Drs. Sidi
Gazalba
Penerbit
: Bulan Bintang ,
Djakarta
Cetakan
: Pertama, 1971
- Perbandingan
Agama Praktis Ketuhanan Nasrani-Islam
Oleh
: Drs. Sidi
Gazalba
Penerbit
: Dewan Da’wah
Islamiyah Indonesia
(13)
- Perbandingan
Agama
Oleh
: Drs. Abu
Achmadi-Ustads Dja’far Amir
Penerbit
: AB. Sitti
Sjamsijah Sala *)
- Islam dengan
Agama Lain
Oleh
: Drs. Moh.
Moudin Sudin
Penerbit
: Fajar Shadig,
Kramat Sentiong, Jakarta
*)
- Al Quran dan
Terjemahannya
Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran
Dep. Agama Republik Indonesia
- Tafsir Quran
Karim
Oleh
: Prof. H. Mahmud
Yunus
Penerbit
: P.T. Didakarya
Agung, Jakarta
Cetakan
: Ke enam belas,
1975 M., 1395 H.
- Keesaan
Tuhan menurut ajaran Kristen dan Islam
Oleh
: H.M. Arsjad
Thalib Lubis
Penerbit
: “Hudaya”,
Djakarta
Cetakan
: Ketiga, 1969
- Muhammad
dalam Perjanjian lama dan Perjanjian Baru
Oleh
: A.H. Deedat
Di Indonesiakan oleh : O. Hashem
Penerbit
: Japi, Kotak pos
161, Surabaya
Cetakan
: Ketiga, 1965,
Japi
- Wafatnya
Almasih dan Al-Azhar
Oleh
: Saleh A. Nahdi
Penerbit
: “Radja-Pena”’
Surabaya
Cetakan
: Pertama, 1966,
Radja-Pena
19 Jesus dalam Qur’an
Oleh
: Saleh A. Nahdi
Penerbit
: ALBUSJRA,
Jakarta
Cetakan
: Pertama, 1966,
Albusjra
20. Majalah Islam “PANJI MASYARAKAT”
No : 354 (21 Maret 1982) tahun XXIII
No : 355 (1 April 1982) tahun XXIII
Penerbit
: Yayasan Nurul
Islam, Jakarta
21. Majalah Islam “Kiblat”
Penerbit
: Yayasan “Kiblat
centre”, Jln. H.A. Salim 24, Jakarta
22.
Nabi Isa dari Palestina ke Kashmir
Oleh
: Sjafi R. batuah
Edisi
: “Sinar Islam”
No. 28 Oktober 1970
*) Buku-buku ini tidak/ belum
kami dapati dan dengan demikian tidak sempat kami pelajari.